RUPA BUMI INDONESIA

Pembakuan Nama Rupa Bumi di Indonesia

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

Peta Tematik
Righteous Kill
Quisque sed felis

About Me

Foto Saya
catatan kesederhanaan
Hamba Allah yang menginginkan perubahan menjadi lebih baik....
Lihat profil lengkapku

Popular Posts

Thumbnail Recent Post

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Informasi Geospasial Mendukung Pembangunan Daerah Tertinggal 

Informasi Geospasial Dasar dan Tematik sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan
daerah tertinggal di Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu dukungan penyediaan data dinamis yang
sahih, terkini, sesuai dengan kenyataan dan mewakili daerah tertinggal. Sesuai dengan amanah
Undang-Undang No.4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang menyatakan bahwa
pemerintah dalam hal ini Badan Informasi Geospasial (BIG) menjamin ketersediaan dan akses
informasi geospasial yang handal serta dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, program
Pemerintah melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI), mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk didalamnya daerah tertinggal. MP3EI
merupakan program untuk mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih maju melalui
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkeadilan dan berkelanjutan. Fokus pengembangan strategi
percepatan pembangunan diletakkan pada 8 program diantaranya pertanian, pertambangan,
energi, kelautan, pariwisata dan telematika serta pengembangan kawasan strategis. Informasi
geospasial sangat dibutuhkan untuk mendukung program percepatan pembangunan tersebut.
Dukungan penyediaan data geospasial dapat berupa pengelolaan sistem pengembangan wilayah
daerah tertinggal melalui pemanfaatan Indonesian Geospasial Data Infrastructure (Ina-SDI) dan
simulasi sistem pengembangan wilayah daerah tertinggal berbasis Sistim Informasi Geografis (GIS).

Daerah tertinggal pada umumnya dicirikan dengan kualitas sumber daya manusia yang relatif
rendah, serta keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi,
kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainya. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat di daerah
tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. Daerah tertinggal di
Indonesia berjumlah 183 kabupaten dengan karakteristik potensi wilayahnya yang continental
(sebagian besar daratan), marine (sebagian besar lautan) dan regional (utamanya perbatasan).
Sebaran daerah tertinggal pada Koridor Ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi berada
pada wilayah penyangga. Sedangkan sebaran daerah tertinggal di koridor Ekonomi Bali-Nusa
Tenggara, Papua, Kepulauan Maluku berada pada wilayah utama.

RPJMN 2010 – 2014 menyatakan bahwa tingkat kesenjangan pembangunan antar wilayah masih
tinggi. Demikian juga dengan perkembangan kawasan pertumbuhan yang diharapkan menjadi
penggerak daerah tertinggal dan kawasan perbatasan belum optimal. Kedua hal ini menunjukan
belum adanya keterkaitan dan intergrasi ekonomi wilayah dalam sistem pengembangan wilayah.
Dari 183 kabupaten tertinggal, 14 kabupaten diantaranya termasuk dalam kategori
kawasan/strategis di kawasan pengembangan ekonomi terpadu, 20 kabupaten masuk dalam
kawasan perbatasan, dan 15 kabupaten masuk dalam Kawasan Strategis Nasional. Pusat-pusat
pertumbuhan tersebut harus terkoneksi dengan pembangunan daerah tertinggal dalam suatu
sistem pengembangan wilayah yang sinergis.

Dalam rangka meningkatkan sinergi antar instansi dan pemanfaatan informasi geospasial, BIG dan
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) bekerjasama untuk mendukung percepatan
pembangunan daerah tertinggal. Kerjasama ini ditujukan untuk mewujudkan capaian program
pembangunan 2025 dengan memperhatikan aspek di daerah tertinggal. Sebagaimana diketahui,
KPDT merupakan pelaksana pemerintah di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal. Dalam rangka
membangun kerjasama dan koordinasi antara KPDT dan BIG, Menteri KPDT, Ahmad Helmy Faishal
Zaini pada Senin, 22 Juli 2014 melakukan kunjungan kerja ke kantor BIG di Cibinong. Dalam
kunjungan kerja ini dilakukan penandatanganan nota Kesepahaman Bersama antara BIG dan KPDT.

Untuk mendukung program percepatan pembangunan daerah tertinggal, BIG menyediakan
dukungan sistem data spasial untuk perencanaan berbasis keruangan dalam membuat kebijakan
dan aplikasi pemanfaatan data spasial untuk penyusunan Rencana Tara Ruang Wilayah (RTRW) di
wilayah Kabupaten tertinggal. Dukungan BIG diwujudkan dalam bentuk pengembangan Sistem
Informasi Spasial Pembangunan Daerah Tertinggal (SISPA-PDT), dan telah diluncurkan tanggal 12
Juni 2012 lalu. SISPA-PDT tersebut sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan daerah
tertinggal. Oleh karena itu, kerjasama antara BIG dan KPDT langsung ditindaklanjuti dengan
pelatihan dalam bentuk bimbingan teknis mengenai Ina-Geoportal dan SISPA-PDT bertempat di
Balai Diklat BIG pada hari yang sama. Pelatihan akan diikuti oleh sejumlah pejabat struktural dari
KPDT.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama BIG
F. Wahyutomo

Buku Geospasial

Sejarah Survei dan Pemetaan Nusantara - 40 Tahun BAKOSURTANAL

Selama empat dasawarsa, sudah banyak prestasi yang dicapai BAKOSURTANAL antaral lain dalam bidang informasi geospasial untuk penataan ruang, pemetaan perbatasan, kehutanan, dan pertambangan. BAKOSURTANAL berperan dalam menyediakan informasi geospasial untuk pengelolaan bencana alam dan penegasan batas wilayah antar mereka. Semua itu terangkum dalam bentuk buku yang berjudul Survei dan Pemetaan Nusantara.

       

 

Buku Prediksi Pasang Surut 2010

Buku prediksi ini berisi informasi numeris dan grafis prediksi pasang tertinggi dan surut terendah sepanjang tahun 2010 dalam tampilan berbentuk kalender. Dalam penghitungan koefisien fungsi prediksi dilakukan dengan menggunakan satu set data terbaik.

               

Atlas Bandara Indonesia

Bakosurtanal berusaha ikut serta membantu memberikan sedikit informasi tentang pengetahuan kebandaraan secara umum di Indonesia, khususnya bandara internasional dan domestik. Informasi yang disampaikan dikemas dalam bentuk buku yang berisi data antara lain: peta lingkungan bandara, citra bandara, foto terminal, denah terminal dan narasi yang disajikan dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Buku Atlas ini memanga didesain tidak hanya untuk keperluan masyarakat Indonesia tapi juga untuk masyarakat internasional yang berkunjung ke Indonesia.

          
     

Gugusan Pulau Kecil Terluar BENTENG SELATAN NUSANTARA Kabupaten Maluku Barat Daya

Setelah masa kolonialisasi Belanda berakhir, kontak antara daerah di Maluku Barat Daya menjadi sangat terisolasi dan sering dikatakan sebagai daerah yang terlupakan, oleh karena itu salah satu misi Survei PSSDAL di Kepulauan Lemola ini untuk bertahap mengembalikan masa keemasan perdagangan.

          
   

Peta Mangroves Indonesia

Penelitian tentang geomorfologi pesisir, ekologi hutan mangrove, flora mangrove, kondisi sosial-ekonomi wilayah mangroves di setiap tempat yang berbeda di Indonesia menunjukkan bahwa ekosistem mangrove tergolong rentan (fragile ecosystems) dan krusial eksistensinya. Jadi jelaslah bahwa sekarang mangroves merupakan ekosistem penting secara biologi, ekologi, sosial dan ekonomi.

          
    

Ekosistem Mangrove Kepulauan Togean

Neraca ekosistem mangrove merupakan suatu informasi yang dapat menggambarkan sebaran cadangan ekosistem mangrove, pengurangan dan penggunaan ekosistem mangrove, sehingga pada waktu tertentu dapat diketahui kecenderungannya, apakah surplus atau defisit. Hal ini berguna sebagai alat monitoring sehingga dalam upaya memanfaatkannya dapat diimbangi dengan perlindungan dan konservasi.


          
  

Penilaian Kekayaan Sumberdaya Ikan Perairan Togean Kabupaten Tojo Una-Una

Terletak di perairan Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-Una memiliki sumber data kelautan yang sangat potensial dan penting artinya bagi wilayah Indonesia Bagian tengah.


             

Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Teluk Saleh

Menarik, keangkuhan Gunung Tambora yang menjulang seakan mengawasi perairan Teluk Saleh dengan segala dinamika masyarakat pesisirnya. Perjalanan Tim PSSDAL, BAKOSURTANAL ke pesisir Teluk Saleh di Pulau Sumbawa akan membawa kita memahami beragam potensi dan pesona menawan sebuah teluk di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Beragam kekayaaan alam dan dinamika masyarakat berikut potensinya terekam dalam buku ini.

          
  

Buku Prediksi Pasang Surut 2008

Buku ini meliputi hasil prediksi pasang surut dari 63 pelabuhan utama di Negara Kepulauan Republik Indonesia dari hasil Pengamatan Stasiun Tetap Pasang Surut Laut Nasional. Buku ini berisi informasi numeris dan grafis prediksi pasang tertinggi dan surut terendah yang terjadi sepanjang tahun 2008 dengan tampilan informasi berbentuk kalender.


         
   

Pulau Makalehi - Mutiara dalam Untaian Nusantara

Pulau-pulau kecil di Nusantara yang sangat indah dilihat dari udara itu merupakan perpaduan yang harmonis antara hijau, biru, dengan dasar pasir pantai, bertemu birunya laut yang bergradasi dari muda ke tua, laksana untaian mutiara dalam dasar biru tua maha luas.


         
  

Krakatau : Laboratorium Alam di Selat Sunda

Ledakan mahadahsyat Krakatau Agustus 1883 telah mensterilkan gunung ini.Namun, selang beberapa waktu, di Krakatau muncul tumbuhan yang masih halus serta binatang-binatang kecil. Lalu timbul hipotesis mengenai asal-usul tumbuhan dan hewan tersebut.
Bagaimana keadaan tumbuhan dan binatang di Krakatau saat ini?

Dokumen Standar

Standar dalam bidang informasi geografi/geomatika bertujuan untuk menyusun suatu kumpulan standar yang terstruktur mengenai informasi obyek atau fenomena yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan lokasi di bumi. Standar informasi geografi dibutuhkan untuk :
  • mendukung ketidakteriaktan terhadap vendor software tertentu;
  • mendukung interoperabilitas teknologi informasi geografi;
  • meningkatkan ketersediaan, akses, integrasi, dan penyebaran informasi geografi.
Oleh karena itu standar informasi geografi merupakan salah satu aspek untuk mendukung terbentuknya Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN).
Standar dalam bidang informasi geografi/geomatika disusun oleh Panitia Teknis 07-01 Bidang Informasi Geografi/Geomatika yang kemudian ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional untuk menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan standardisasi bidang informasi geografis / geomatika:
1. Pedoman Standardisasi
Dokumen-dokumen yang merupakan pedoman dalam menyusun SNI yang berasal dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), pedoman Panitia teknis (Pantek) bidang informasi geografis/geomatika dan juga pedoman lain yang terkait dengan penyusunan standar.

Dokumen SNI bidang informasi geografis/geomatika yang telah dihasilkan oleh Pantek 07-01.
No.
Judul SNI
Tahun
1.
SNI 19-6502.1-2000
2000
 -> Spesifikasi Teknis Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:10.000 
   
2.
SNI 19-6502.2-20002000
 -> Spesifikasi Teknis Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000 
   
3.SNI 19-6502.3-20002000
 -> Spesifikasi Teknis Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:50.000 
   
4.SNI 19-6502.4-20002000
 -> Spesifikasi Teknis Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:250.000 
   
5.
SNI 19-6724-20022002
 -> Jaring Kontrol Horizontal 
   
6.SNI 19-6725-20022002
 -> Peta Lingkungan Bandar Udara Indonesia Skala 1:25.000 
   
7.SNI 19-6726-20022002
 -> Peta Dasar Lingkungan Pantai Indonesia Skala 1:50.000 
   
8.SNI 19-6727-20022002
 -> Peta Dasar Lingkungan Pantai Indonesia Skala 1:250.000 
   
9.SNI 19-6728.1-20022002
 -> Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial 
   
10.SNI 19-6728.2-20022002
 -> Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 2: Sumber Daya Hutan Spasial 
   
11.SNI 19-6728.3-20022002
 -> Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 3: Sumber Daya Lahan Spasial 
   
12.SNI 19-6728.4-20022002
 -> Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 4: Sumber Daya Mineral Spasial 
   
13.SNI 19-6988-20042004
 -> Jaring Kontrol Vertikal dengan Metode Sipatdatar 
   
14.
SNI 19-7149-2005
2005
  -> Jaring Kontrol Gayaberat  
   
 15.SNI 7335:2008 2008
  -> Metadata spasial  
   
16SNI 7336:20082008
-> Pertukaran Data Lintang, Bujur, dan Tinggi Lokasi Geografis
   
17.SNI 7644-20102010
-> SNI 7644-2010 Basis data spasial oseanografi
 
18.SNI 7645-20102010
-> SNI 7645-2010 Klasifikasi penutup lahan
     
19.SNI 7646-20102010
-> SNI 7646-2010 Survei hidrografi
  
20.SNI 7657-20102010
-> SNI 7657-2010 Singkatan nama kota
  
21.SNI 6502.2-20102010
-> SNI 6502.2-2010 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi 25.000
  
22.SNI 6502.3-20102010
-> SNI 6502.3-2010 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi 50.000
  
23.SNI 6502.4-20102010
-> SNI 6502.4-2010 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi 250.000

  

3. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
Dokumen RSNI bidang informasi geografis/geomatika yang diusulkan dan dirumuskan oleh Pantek 07-01 melalui instansi teknis penanggung jawab untuk ditetapkan menjadi SNI oleh BSN.
No.
Judul RSNI
Tahun Penyusunan
Keterangan
1.
2010
RASNI (Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia
-> Basis Data Spasial Oseanografi: Suhu, Salinitas, Oksigen Terlarut, Derajat Keasaman, Turbiditas, dan Kecerahan
    
2.
RSNI3 7645:2010
2010
RASNI
-> Klasifikasi Penutup Lahan
    
3.
2006
4.
RSNI Survey hidrografi
2006
5.RSNI-3 Terumbu karang - hasil konsensus2011
 
6.RSNI-3 Mangrove - hasil konsensus2011

4. Norma Pedoman Prosedur Standar dan Spesifikasi
Ketentuan dalam lingkup Bakosurtanal berupa norma, pedoman, prosedur, standard dan spesifikasi bidang informasi geografis/geomatika.
5. Standar Klasifikasi Internasional / International Classification Standard (ICS)
Tujuan dari ICS adalah sebagai suatu struktur untuk katalog standar-standar internasional, regional dan nasional, serta dokumen normatif lainnya. Selain itu juga ICS merupakan dasar untuk sistem pengurutan untuk standar internasional, regional, dan nasional. ICS dapat juga digunakan untuk mengklasifikasikan standar dan dokumen-dokumen normatif dalam basis data, perpustakaan dan lain sebagainya.
• International Clasification for Standards - 2005
6. Standar Internasional (ISO) / Regional
Dokumen standar internasional (ISO) dan juga standar-standar nasional dari negara lain dalam bidang informasi geografis/geomatika:
Standar ISO:
• ISO/DIS 6709:2005, Standard representation of geographic point location by coordinates
• ISO/DIS 19104:2002, Geographic information – Terminology
• ISO/DIS 19118:2002, Geographic information – Encoding
• ISO/DIS 19128:2004, Geographic information – Web map server interface
• ISO/DIS 19133:2004, Geographic information – Location based services tracking and navigation
• ISO/DIS 19135:2004, Geographic information – Procedures for registration of items of geographic information
Standar Malaysia :
Malaysian Standard for Geographic Information/Geomatics -- Feature and Attribute Codes (MS 1759)
Standard Permanent Committee on GIS Infrastructure for Asia and the Pacific
( PCGIAP):
Guidelines For Custodianship
Dataset Fundamental Regional:
• Australia & New Zealand
• Filipina

Peta Tematik

Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll.) dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya.

Data Tematik Sumber Daya Alam Darat

 
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik menyediakan layanan Katalog Data Tematik Sumber Daya Alam Darat.
Tema yang tersedia adalah:
  1. Geomorfologi
  2. Liputan Lahan
  3. Lahan Basah
  4. Kawasan Konservasi
  5. Potensi Kawasan Lindung
  6. Ekosistim
  7. Lahan Kritis
  8. Resiko Bencana
  9. Neraca Sumber Daya Lahan
  10. Neraca Sumber Daya Air
  11. Neraca Sumber Daya Hutan
  12. Neraca Sumber Mineral
  13. Daerah Aliran Sungai
  14. Integrasi Neraca
Peta tersedia dengan pilihan skala:
  • Skala 1:2.500.000
  • Skala 1:1.000.000
  • Skala 1:250.000
  • Skala 1:100.000
  • Skala 1:50.000
  • Skala 1:25.000


Data Tematik Sumber Daya Alam Laut




Peta Kedirgantaraan (LBI dan WAC)

Peta LBI: 

peta dasar dalam perencanaan, pengelolaan dan pengembangan kawasan Bandar Udara Indonesia. Di dalam peta ini tercakup berbagai alat bantu navigasi udara dan rintangan-rintangan penerbangan di seputar bandara.

WAC (world aeronautical chart):

Peta yang dipergunakan untuk keperluan navigasi secara visual, yang menggunakan proyeksi bidang kerucut dengan tujuan mempertahankan arah.

Beberapa contoh peta Kedirgantaraan

Peta Kelautan

Peta Kelautan (LPI dan LLN)
Peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah pesisir dan laut, terutama tentang kedalaman, jenis pantai (berpasir, berlumpur, atau berbatu), serta informasi dasar lainnya terkait dengan navigasi dan administrasi di wilayah laut.
Beberapa contoh peta Kelautan
 

Peta Rupabumi

Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
  • Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan sebagainya
  • Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya
  • Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur
  • Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya
  • Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
  • Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa
  • Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya
Berikut adalah indeks, data ketersediaan, dan tahun pembuatan peta RBI dalam skala 1:250.000, 1:50.000, 1: 25.000, dan 1:10.000
Indeks Peta RBI Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (download resolusi tinggi)
Peta RBI Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
Indeks Peta RBI Kalimantan (download resolusi tinggi)
Peta RBI Kalimantan
Indeks Peta RBI Irian Jaya (download resolusi tinggi)
Peta RBI Irian Jaya
Indeks Peta RBI Sulawesi (download resolusi tinggi)
Peta RBI Sulawesi
Indeks Peta RBI Sumatera (download resolusi tinggi)
Peta RBI Sumatera